Secara
harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa perancis kuno yaitu testum dengan arti:
“piring untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan mengunakan alat
berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya
sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa indonesia
diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”, atau “percobaan”.
Tes adalah
alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen dan Yen, 1979: 1).
Karena itu, didlam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau
tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek
psikologis tertentu ( sampel perilaku ) berdasarkan jawaban yang diberikan
individu yang dikenai tes tersebut ( anastari, 1982:22 ). Pada buku
psychological Testing, Anastari, ( 1982:22 ) menyatakan tes merupakan
pengukuran yang obyektif dan standard.
Dengan
demikian ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah sebutan
pengukuaran. Kedua tes adalah alat untuk mengukur sampel pengetahuan atau
kemampuan yang dimiliki seseorang. oleh karena itu, pemberian tes sebenarnya
terbatas dari segi waktu pelaksanannya; pengetahuan dan kemampuan yang di ukur
bersifat luas hampir tanpa batas, sedangkan gambaran pengetahuan dan kemampuan
yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua pengetahuan dan kemampuan
yang mungkin dimiliki oleh pembelajar. Ketiga, tes adalah penafsiran angka yang
diperoleh untuk menentukan cukup baik atau tidaknya sseorang pembalajar dalam
mencapai suatu tujuan.
B.
Bentuk-Bentuk Tes
1.
Dari segi bentuk pelaksanaannya
a.
Tes Tertulis ( paper and pencil test)
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan
pada penggunaan kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes
mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik
dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer.
b.
Tes Lisan ( oral test)
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara
tatap muka antara guru dan murid.
c.
Tes Perbuatan (performance test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang
dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan
perbuatan peserta didik.
2. Dari segi
bentuk soal
a.
Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk
pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban
tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat
untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu
pendapat dalam bahasa sendiri.
b.
Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa
dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dari berbagai macam
bentuk, antara lain : Tes Betul-Salah (TrueFalse), Tes Pilihan Ganda (Multiple
Choice), Tes Menjodohkan (Matching), dan Tes Analisa Hubungan (Relationship
Analysis)
3. Dari segi
fungsi tes di sekolah
a. Tes Formatif
Evaluasi yang dilaksanakan pada
setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan,
dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah mampu menguasai
(memiliki kompetensi) sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor
kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan
dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik
adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap
unit pembelajaran, dengan tes formatif peserta didik mengetahui
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, dan Peserta didik dapat mengetahui bagian
dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.
b. Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui
penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif
dilaksanakan pada akhir semester. Evaluasi sumatif
adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang
didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke
unit yang berikutnya.
c.
Tes
Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka
menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang
paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
d. Tes
Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang yang mengganggu kegiatan
belajarnya. Evaluasi diagnostic digunakan untuk mengetahui
kelebihan-kelebihan dan kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat di berikan
perlakuan yang tepat.
C.
Kelebihan dan Kekurangan Jenis-Jenis Tes
1.
Tes lisan
a.
Kelebihan
tes lisan:
·
Lebih dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan
seseorang karena dilakukan secara face to face
·
Jika si penjawab belum jelas, pengetes dapat mengubah
pertanyaan sehingga dimengerti oleh si penjawab
·
Dari sikap dan cara menjawabnya, pengetes dapat
mengetahui apa yang tersirat disamping yang tersurat
·
Pengetes dapat mengorek isi pengetahuan seseorang
sampai mendetail dan dapat mengetahui bidang mana dari pengetahuan itu yang
lebih dimiliki atau disenanginya
·
Untuk mengetahui kecakapan tertentu
·
Pengetes dapat langsung mengetahui hasilnya
b.
Kekurangan tes lisan:
·
Jika hubungan antara pengetes dan yang dites kurang
baik, dapat mengganggu objektivitas hasil tes
·
Sifat penggugup pada yang dites dapat menggangu
kelancaran jawaban yang diberikan
·
Pribadi dan sikap pengetes dan hubungannya dengan yang
dites memungkinkan hasil yang kurang objektif.
2.
Tes tulisan
a.
Kelebihan tes
tulisan:
·
Dapat sekaligus menilai kelompok dalam waktu yang
singkat
·
Bagi si penjawab ada kebebasan memilih dan cara
menjawab
·
Karena pertanyaannya sama, score dan isi pengetahuan
yang dinilai tiap-tiap orang pun sama pula
b. Kekurangan tes
tulisan:
·
Mudah menimbulkan kecurangan dan kepalsuan jawaban
3.
Tes Essay
a.
Kelebihan tes
essay:
·
Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan
tidak memerlukan waktu yang lama
·
Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan
mengeluarkan isi hati atau buah pikirannya
·
Melatih mngeluarkan buah pikiran dalam bentuk kalimat
atau bahasa yang teratur
·
Lebih ekonomis, hemat karne tidak memerlukan kertas
yang terlalu banyak untuk membuat soal tes
b.
Kekurangan tes
essay:
·
Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes
pelajaran yang scope-nya luas atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi
pengetahuan siswa yang sebenarnya
·
Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya
menyulitkan pengetes dalam menskornya
·
Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban
yang tidak sama mudah menimbulkan evaluasi dan penskoran yang kurang objektif
4.
Tes objektif
a. Kelebihan
tes objektif:
·
Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang
banyak atau skope yang luas. Pelajaran yang diberikan selama satu tahun atau
dua tahun dapat dites sekaligus
·
Bagi yang dites, menjawabnya dapat bebas dan terpimpin
karena adanya jawaban yang tersedia
·
Dapat dinilai secara objektif karena kunci jawabannya
telah tersedia
·
Memaksa siswa untuk belajar baik-baik karena sukar
untuk berbuat spekulasi terhadap bagian mana dari seluruh pelajaran yang harus
dipelajari
b.
Kekurangan
tes ojektif:
·
Kurang memberi kesempatan untuk menyatakan isi hati
atau kecakapan yang sesungguhnya karena anak tidak membuat kalimat
·
Memungkinkan anak atau si penawab berbuat coba-coba
(kira-kira), untung-untungan dalam menjawabnya
·
Menyusun tes ini tidak mudah, memrlukan ketelitian dan
waktu yang agak lama
·
Kurang ekonomis karena memakan biaya dan kertas yang
banyak
·
Untuk menilai hasil-hasil tes objektif biasanya
dilakukan penskoran secara statistik.
D.
Persyarat Tes
Langkah
pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar siswa adalah
menyusun alat evaluasi(test instrument)
yang sesuai dengan kebutuhan, dalam artian tidak menyimpang dari indicator dan
jenis prestasi yang diharapkan.
Sebuah
instrumen evaluasi hasil belajar hendaknya memenuhi syarat sebelum di gunakan
untuk mengevaluasi atau mengadakan penilaian agar terhindar dari kesalahan dan
hasil yang tidak valid (tidak sesuai kenyataan sebenarnya).
Penilaian yang akan
dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut:
Mempunyai reliabilitas, Memiliki validitas, Kepraktisan, dan Objektivitas.
1.
Reliabilitas
Secara sederhana,
reliabilitas (reliability) berarti hal tahan uji atau dapat dipercaya.Sebuah
alat evaluasi dipandang reliable atau tahan uji apabila memiliki konsistensi. Artinya, suatu
tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulang-ulang memberikan hasil
yang sama.
2.
Validitas
Validitas berarti keabsahan
atau kebenaran. Suatu tes dikatakan valid bila tes itu isinya
dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang digunakan
tepat.
3.
Praktis
Sebuah intrumen
evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila bersifat
praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri : Mudah dilaksanakan,
tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada
audience mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah pemeriksaannya
artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi petunjuk yang
jelas sehingga dapat di laksanakan oleh orang lain.
4.
Objectivitas
Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila
dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama sistem
skoringnya. Guru harus menilai siswa dengan kriteria yang sama
bagi setiap pekerjaan tanpa membeda-bedakan si A atau si B.
0 komentar:
Posting Komentar